Friday, June 3, 2011

Repost from Friendster Blog - Series of Thoughts on the subject of LOVE (in Indonesian Language)


Originally posted on March 23, 2007 in My old Friendster blog

Cinta …
Satu-satunya kata yang paling sakti di dunia (dan akhirat).
Satu kata yang mampu menelurkan ribuan varian perwujudan.
Puisi … Lagu … Cerpen … Drama … Theater …
Lukisan … Novel …Simbol … Program TV…
Dan lain sebagainya yang masih dapat dirunut oleh kamu dan aku
Dan mungkin masih akan terus berkembang
Pada saat cucu dan cicit kita bertumbuh dan mengenal cinta itu …
Cinta ….
Pun memiliki ribuan objek dan sasaran …
Cinta kepada Tuhan … Cinta pada orang tua …
Cinta pada adik/kakak … cinta pada sepupu, om, tante, keluarga besar …
Cinta pada kekasih hati … Cinta kepada sahabat …
Cinta pada pekerjaan dan pengabdian … Cinta pada mahakarya …
Cinta kepada Negara …. Cinta kepada Almamater …
AND the list go on.
Cinta …
Punya banyak pemaknaan, pengorbanan dan penafsiran
Cinta buta … yang siap sedia membenturkan diri pada dinding-dinding pemisah…
Walau sesungguhnya Cinta itu tidak Pernah Buta…
Hanya mereka yang bercinta memilih untuk menutup mata…
Ada cinta terlarang …
yang perlu meliuk realita untuk dapat melegalkan sebuah hubungan
Yang kemudian diatas namakan cinta …
Cinta Sejati … betapa banyaknya orang yang mendengungkan pasangan kata ini
Bahkan anak SMP dan SMA yang baru berpacaran selama 2 hari
Sudah bisa menyebut pujaan hatinya sebagai Cinta Sejatinya …
Padahal sejatinya cinta itu belum tentu mereka pahami
Cinta tanpa pamrih (baca tulus) … Memang hanya cinta Tuhan pada manusia
Namun di dunia ..... mungkin hanyalah cinta orang tua kepada anak.
Seberapa bejatnya anak … orang tua tetap tidak akan mampu
Meninggalkan buah cinta dan darah dagingnya menderita dan disakiti.
Aku katakan mungkin karena ada juga
Orang tua yang memandang anak sebagai investasinya dimasa tua…
Agar ada yang merawat mereka pada saat mereka sudah tua, sakit-sakitan dan pikun
Tentu saja adalah kewajiban sang anak untuk kembali merawat orang tuanya
Tapi beberapa orang tua begitu terobsesi untuk hal balas budi ini sehingga yang terjadi
Bukanlah ketulusan sang anak dalam merawat melainkan membayar hutang semata
Dimensi cinta menjadi sangat universal…
Tiap generasi memiliki harta karun cinta-nya masing-masing
Bangsa-bangsa dari keempat penjuru mata anginpun
Dapat berpadu serasi pada cawan cinta
Cintalah yang membuat ebony dan ivory sit harmony
Cintalah yang membawa Melati dan Arabica duduk bersama (bukan hanya wafer tango..)
Cinta dapat bermanifestasi seturut kehendak yang mencinta
Einstein pun benar adanya … karena cinta pun relative
Cinta rasanya adalah pergolakan politik yang terus menerus
Sebuah proses merger dan bukan sebuah take over
Sebuah petualangan, pergolakan, politik yang sangat samar batasan dan indikatornya
Menakutkan namun menggairahkan …
Mengerikan namun mampu membuat kita mengecap langit ketujuh
Sebuah proses take and give yang selalu tidak pernah seimbang
Bila diukur pada neraca keadilan.
Salah satu dari kita tetaplah memberi lebih banyak disatu sisi
Dan disisi lain belahan jiwa kita itu yang akan memberi lebih dari pada kita
Semakin sering kita menghitung
seberapa banyak yang kita beri dan yang kita terima
Cinta akan semakin miskin dan bukannya semakin kaya
Gersang .... dan hanya seperti lintah darat
sibuk menghitung pembengkakan bunga pinjamannya
Kita tidak pernah bisa mengatakan secara jelas batasan adil dan tidaknya
Hanya yang bercinta saja yang mampu
Meraba batasan-batasan semu
Yang terus menerus bergeser itu….
Ada kalanya demi cinta dan mahligai cinta itu
Setangkup mimpi yang kita genggam harus tercampakan
Demi mewujudkan idealisme pengorbanan cinta
Tapi rasanya tak perlu demikian adanya
Cinta justru berarti suatu penyatuan kekuatan
untuk dapat lebih mampu mengejar asa, cita dan cinta itu
Sedih rasanya kalau demi sebuah ikatan cinta
Ada mimpi dan harapan yang harus dilipat rapih dan disimpan disudut hati
Atau yang teronggok di persimpangan jalan kesana
Tidak adil rasanya dan … sungguh bukan cinta namanya
Kalau hari ini jemariku lincah berlarian diatas tuts keyboard
Dan kalau hari ini kamu membaca buah cinta dari pikirku
Yah … juga karena aku dan kamu sedang berusaha memahami cinta kita
Varian apakah cinta kita?
Toh bukan hanya virus computer yang bisa bermetamorfosa
dan bertransformasi menjadi berbagai varian
Di zaman computer ini … patut jugalah virus cinta ini …
menginfeksi lembaran weblog-ku ini
Cintaku … masih … sedang … dan akan terus bertransformasi
Membuatku terus bermetamorfosa
Menjadi lebih baik atau lebih buruk
Itu tergantung seberapa sejati cintaku itu
Aku suka sekali untuk membantah slogan cinta kebanyakan
Bahwa … Cinta itu Buta ….
Buatku …
Cinta itu punya mata yang lebih tulus
Ia melihat dengan segenap panca indra yang dianugrahkan Tuhan
Cinta itu Pilihan
Cinta hanya memilih untuk menutup mata atas kekurangan
Mata cinta hanya memilih untuk mengabaikan
Mata cinta hanya memilih untuk memalingkan wajah
Atas hal-hal kecil mengganggu seperti kerikil dalam sepatu
Dan memutuskan untuk membuka sepatu dan mengeluarkan kerikil itu
Atau … terus saja berjalan dan menikmatinya sebagai acupressure
Toh … aku yang memilih sepatu itu
Aku yang memilih melewati jalan itu
Aku yang menorehkan jejak dengan kesakitan dalam sepatuku
Toh … waktu kupilih …. sepatu itu yang terbaik
Untuk menemaniku menapaki hariku
Cinta … Sepatu … tidak connect memang
Jangan protes aku Karena tulisan tak berujung ini
Toh kamu membacanya juga …
Salahkan saja pada cinta …
Tulisan ini lahir karena kecintaanku untuk membiarkan…
Kata-kata berseliweran bebas dalam imaginasiku
Dan kemerdekaan bagi jemariku untuk menari sepuasnya di laptop pinjaman ini
Mengisi waktu yang hampa menuju jam 10 barat dan jam 12 timur
Antara The Last King of Scotland dan kebengongan yang berjuang menaklukan kantuk
Hanya cinta yang memahami …
Untuk cinta …
Hanya untuk dia